DEPOKTIME.COM, Depok – Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari empat tahun sejak pertama kali merebak pada akhir 2019. Selama itu pula, virus SARS-CoV-2 terus mengalami mutasi dan menghasilkan berbagai varian baru yang kadang lebih menular atau lebih kebal terhadap kekebalan tubuh. Salah satu varian terbaru yang mulai menjadi sorotan pada pertengahan tahun 2024 hingga pertengahan 2025 adalah varian NB 1.8.1.
Varian ini dikategorikan sebagai turunan dari keluarga Omicron, yang sebelumnya sudah mendominasi penyebaran COVID-19 secara global. Meskipun dunia telah mengalami penurunan kasus secara umum dan berbagai pembatasan telah dilonggarkan, kemunculan varian NB 1.8.1 menjadi alarm baru bagi masyarakat dan sistem kesehatan.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai varian NB 1.8.1, mulai dari karakteristiknya, gejala yang ditimbulkan, penyebab penyebarannya, hingga upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Apa Itu Varian NB 1.8.1?
Varian NB 1.8.1 merupakan subvarian dari Omicron, yang selama ini dikenal memiliki kemampuan menyebar dengan cepat dan seringkali menunjukkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian awal seperti Delta atau Alpha. Varian ini mulai terdeteksi pada akhir 2024 di beberapa wilayah di Eropa dan Asia, dan kini telah dilaporkan menyebar di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan beberapa wilayah di Asia Tenggara.
Menurut laporan dari organisasi kesehatan global, NB 1.8.1 memiliki sejumlah mutasi pada protein spike (duri) yang memungkinkan virus menempel lebih kuat pada reseptor ACE2 di sel manusia. Mutasi ini diduga membuat varian ini memiliki tingkat transmisi yang lebih tinggi dibandingkan subvarian Omicron sebelumnya.
Meskipun hingga saat ini belum diklasifikasikan sebagai varian yang “mengkhawatirkan” (variant of concern) oleh WHO, namun NB 1.8.1 termasuk dalam kategori varian “dalam pemantauan” (variant under monitoring), yang berarti harus diawasi terus-menerus untuk mengetahui dampaknya terhadap transmisi, keparahan penyakit, efektivitas vaksin, dan pengobatan.
Gejala Varian NB 1.8.1
Salah satu tantangan terbesar dalam menangani varian-varian baru COVID-19 adalah karena gejala yang ditimbulkan seringkali tidak khas atau mirip dengan infeksi pernapasan lainnya. Pada varian NB 1.8.1, sebagian besar kasus menunjukkan gejala ringan, tetapi tetap berisiko bagi kelompok rentan seperti lansia, penderita penyakit kronis, dan individu dengan sistem imun yang lemah.
Adapun gejala umum dari jenis vaian ini adalah: batuk kering (gejala ini masih menjadi yang paling umum dilaporkan), sakit tenggorokan (mirip dengan radang tenggorokan biasa), pilek dan hidung tersumbat (cukup sering terjadi pada varian ini), demam ringan hingga sedang (beberapa pasien mengalami kenaikan suhu tubuh), kelelahan (pasien sering merasa lemas bahkan tanpa melakukan aktivitas berat), sakit kepala (rasa nyeri di kepala yang ringan hingga sedang), nyeri otot dan sendi (terutama di bagian punggung dan kaki), dan gangguan penciuman dan perasa (masih ditemukan meski tidak sebanyak pada varian awal).
Selanjutnya, gejala Tambahan pada Beberapa Kasus: mual atau muntah, diare ringan, sesak napas ringan (terutama pada kelompok rentan). Secara umum, gejala varian NB 1.8.1 masih dalam lingkup “ringan hingga sedang”, dan sebagian besar pasien tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Namun, tetap diperlukan kewaspadaan karena beberapa kasus menunjukkan komplikasi serius, terutama pada pasien dengan komorbid.
Penyebab dan Faktor Penyebaran
Penyebab utama menyebarnya varian NB 1.8.1 adalah mutasi genetik pada bagian spike protein virus, yang membuatnya lebih mudah menular antarmanusia, bahkan di lingkungan yang sebelumnya dianggap aman.
Beberapa faktor penyebaran varian ini antara lain: mobilitas masyarakat yang tinggi, penurunan kekebalan populasi, kurangnya kesadaran protokol kesehatan, mutasi virus yang adaptif.
Apakah Vaksin Masih Efektif?
Vaksin COVID-19 yang ada saat ini, termasuk vaksin booster terbaru, masih memberikan perlindungan terhadap varian NB 1.8.1, terutama dalam mencegah gejala berat dan kematian. Namun, beberapa penelitian awal menunjukkan adanya penurunan efektivitas terhadap infeksi ringan atau tanpa gejala.
Artinya, seseorang yang sudah divaksin masih bisa tertular dan menularkan varian NB 1.8.1, meskipun gejala yang dialami lebih ringan.
Produsen vaksin seperti Pfizer dan Moderna telah mengembangkan vaksin generasi terbaru yang menargetkan varian Omicron dan turunannya.
Masyarakat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi lengkap dan booster sesuai anjuran otoritas kesehatan.
Langkah Pencegahan
Meski sebagian besar masyarakat mulai hidup berdampingan dengan COVID-19, bukan berarti kita boleh lengah. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang disarankan untuk menghadapi ancaman varian NB 1.8.1: Pertama, tetap gunakan masker di tempat umum tertutup (terutama saat musim flu atau di area ramai); Kedua, lakukan vaksinasi dan booster sesuai jadwal, termasuk vaksin generasi baru jika tersedia; Ketiga, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin; Keempat, hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit, terutama jika mengalami gejala flu; Kelima, jaga sirkulasi udara di dalam ruangan dengan membuka jendela atau menggunakan ventilasi mekanik; Keenam, periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala, terutama bagi kelompok berisiko tinggi; Ketujuh, gunakan tes antigen atau PCR jika mengalami gejala mirip COVID-19, atau setelah kontak dengan orang positif.
Kesimpulan
Varian NB 1.8.1 dari virus COVID-19 merupakan subvarian baru yang menunjukkan karakteristik penyebaran yang tinggi meski dengan gejala yang relatif ringan. Namun demikian, keberadaannya tidak boleh dianggap remeh.
Dalam konteks global yang mulai melonggarkan pembatasan, varian seperti NB 1.8.1 dapat menjadi pemicu lonjakan kasus baru bila tidak diantisipasi dengan baik.
Masyarakat perlu tetap waspada dengan memperhatikan gejala-gejala ringan seperti batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan kelelahan, terutama jika pernah kontak dengan orang yang terinfeksi. Pencegahan dengan protokol kesehatan dasar, vaksinasi, dan peningkatan kesadaran publik menjadi kunci untuk mencegah varian ini menyebar luas.
Meski dunia mulai bangkit dari pandemi, virus ini belum sepenuhnya hilang. Selalu waspada, karena pencegahan tetap lebih baik daripada pengobatan. (Penulis: Omega DR Tahun, SKM,SH, M.Kes dan Feva Tridyawati, S.ST, M.Kes)