Budidaya Maggot, Program Kemandirian Warga Binaan Lapas Depok Atasi Sampah

Maggot
Kepala Rutan Kelas 1 Depok, Agus Imam Taufik saat meninjau lokasi budidaya Maggot. (Foto: Akhirudin)

DEPOKTIME.COM, Cilodong – Banyak cara dalam menyikapi persoalan sampah yang ada di Kota Depok. Salah satunya yakni budidaya Maggot yang dilakukan oleh warga binaan Rutan Kelas 1 Depok.

Kepala Rutan Kelas 1 Depok, Agus Imam Taufik mengungkapkan, budidaya maggot ini adalah bagian dari program kemandiran yang diikuti warga binaan atau napi.

“Alhamdulillah kami mendapatkan bantuan bibit dari DLHK, kemudian kami kembangkan, dan alhamdulillah pada hari ini kita bisa melaksanakan progresnya sangat bagus sekali dalam kegiatan budidaya maggot ini,” kata Kepala Rutan Kelas 1 Depok, Agus Imam Taufik, Jumat, 7 November 2025.

Menurutnya cara ini efektif dalam mengatasi persoalan sampah, khususnya di area rumah tahanan atau Rutan Kelas 1 Depok.

“Ini sekaligus juga dapat mengurai limbah sampah organik dari dapur atau makanan warga binaan supaya tidak ada penumpukan sampah, akhirnya kita budidayakan untuk menjadi makanan maggot,” ujarnya.

Imam mengungkapkan, satu kilo maggot mampu mengurai sekira lima kilogram sampah organik per harinya.

“Kalau secara teori, dan ini sudah ada progresnya, bahwa dalam satu kilo maggot itu bisa mengurai lima kilo sampah organik. Ini tentunya sangat membantu dalam mengatasi sampah yang ada di Rutan Depok,” jelasnya.

Selain dinilai efektif dalam mengatasi persoalan sampah, budidaya maggot juga memiliki nilai komersil.

Sebab, maggot bisa digunakan sebagai pakan ternak, ikan, burung dan sisa olahannya bisa dijadikan pupuk tanaman maupun sayuran.

“Jadi sampah-sampah organik itu bisa dikelola, kita budidayakan, dan akhirnya menjadi nilai ekonomis yang nantinya hasilnya bisa kita berikan berupa premi kepada warga binaan yang ikut melakukan pelatihan budidaya maggot ini,” sambung dia.

“Artinya, program ini sangat-sangat efektif. Jadi satu, dampaknya bagi Rutan Depok paling tidak bisa mengurangi sampah organik. Yang kedua, ini kita berikan edukasi, pelatihan, bahwa sampah itu juga bisa memberikan dampak nilai ekonomis melalui kegiatan pelatihan budidaya maggot,” kata Imam.

Ia pun berharap, warga binaan yang mengikuti pelatihan ini bisa menerapkannya di tengah masyarakat kelak setelah bebas nanti.

“Kami berharap dengan program ini mereka bisa mengembangkan, sehingga ketika bebas menjadi lebih baik dan menjadikan sesuatu yang sifatnya sampah menjadi nilai ekonomis.”

Kasubsi Bimbingan Kegiatan Rutan Depok, Didi Nurbani menambahkan, dalam satu hari sampah yang bisa diurai oleh maggot sekira 40 hingga 50 kg.

“Sampah di Rutan Depok ini perharinya sekira 80-100 kg. Sampahnya itu ada yang sampah basah, sampah-sampah yang boleh dicacakkan sayur mentah. Artinya sudah setengahnya teratasi dengan adanya maggot,” kata dia.

“Harapan kami, nanti setelah sudah lama berjalan, tidak ada lagi sampah-sampah dari dapur atau dari blok yang terbuang. Semua termanfaatkan di sini,” sambungnya.

Didi menambahkan, maggot juga bisa digunakan sebagai pakan ternak dan ikan.

“Bahkan nanti kotorannya itu dijadikan pupuk, namanya kasgot. Nanti (pupuknya) kami masukin ke polibek untuk media tanam. Nah nanti kami kedepannya akan mengadakan pertanian terpadu,” tutupnya. (Udine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *