Bukti Nyata Peduli Lingkungan, PT Karabha Digdaya Berikan Bantuan Mesin Penghancur Sampah

Avatar photo
Karabha
Head of Corporate Office Secretary and Corporate Communication PT Karabha Digdaya, Priambodo saat memberikan bantuan alat penghancur sampah kepada warga Kecamatan Tapos. (Foto: Istimewa)

DEPOKTIME.COM, Depok – Masalah sampah telah menjadi momok serius di Kota Depok, Jawa Barat. Kondisi ini kian memprihatinkan karena tempat pembuangan akhir atau TPA Cipayung telah berada pada status overload.

Atasi hal tersebut, anak perusahaan BUMN yang mayoritas sahamnya dikuasasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) itu memberikan bantuan mesin khusus penghancur sampah.

Dengan alat ini, sampah keras seperti tulang dan sisa makanan lainnya akan lebih mudah dicerna maggot.

Head of Corporate Office Secretary and Corporate Communication PT Karabha Digdaya, Priambodo menegaskan, hal itu merupakan bukti nyata komitmen pihaknya untuk selalu peduli terhadap lingkungan.

“Sejak tahun 2020, kami mulai mencari solusi terkait masalah sampah, terutama mengingat kapasitas pengelolaan sampah di Depok yang terbatas,” ujarnya.

Menurut Priambodo ini penting, terlebih PT Karabha Digdaya berdomisili di wilayah Depok, tepatnya di wilayah Kecamatan Tapos.

“Karena itulah kami mencoba untuk berkontribusi dengan mencari cara untuk membantu mengatasi masalah sampah di wilayah ini, ” ujarnya.

Tak tinggal diam, Suhanda menyambut baik bantuan mesin khusus penghancur sampah dari PT Karabha Digdaya untuk budidaya maggot.

Yang dilakukan Suhanda juga mendapat angin segar dari Camat Tapos, Suhendar.

Ia berharap, kolaborasi dengan budidaya maggot ini dapat menular ke warga lainnya.

Dengan begitu, tidak hanya masalah sampah yang dapat ditangani, tapi juga mampu menghasilkan pupuk organik berkualitas sehingga dapat mendongkrak kesejahteraan warga sekitar.

Perannya dalam mengurai sampah setidaknya turut membantu mengatasi persoalan klasik ini.

Berbekal pengalaman hidup dan ilmu alam yang didapatnya secara otodidak, pria tamatan SMA ini akhirnya sukses menyulap sampah jadi pundi-pundi rupiah.

Caranya adalah dengan memanfaatkan maggot, sejenis larva yang dapat mengurai sampah organik.

“Jadi ide awalnya tuh pas saya lagi mampir ke makam orang tua. Disitu ada sampah yang dimakan maggot. Terus saya juga belajar-belajar dari alam gitu kan,” katanya dikutip pada Kamis, 6 Februari 2025.

Sejak saat itulah, Suhanda mengaku mulai rutin mempelajari kehidupan maggot dan manfaatnya dalam mengurai sampah.

Berbekal ilmu alam itulah, Suhanda kemudian berhasil membudidayakan maggot sebagai ‘mesin’ pengurai sampah organik.

Ia menyebut, dalam sehari maggot yang dibudidayakannya itu mampu mengurai hingga 300 kg sehari.

Itu sampah dari sejumlah limbah rumah tangga yang ada di lingkungan Cimpaeun dan Tapos, Depok.

Suhanda tak sendiri, ia dibantu sejumlah warga lainnya untuk menjalani bisnis olahan sampah tersebut.

Selain masalah sampah yang bisa terurai dan jadi pupuk siap jual, maggot hasil budidayanya pun laris untuk pakan ternak.

Berkat kegigihannya itulah, Suhanda mampu membiayai putra putrinya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Alhamdulillah, sekarang bisa menghasilkan 50 kilo maggot. Harga maggot per kilonya sekira Rp5.000, ya tinggal dikalikan aja. Itu baru maggot ya, belum pupuknya,” pungkasnya. (Udine).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *