DEPOKTIME.COM, Sukmajaya – Warga RW26 Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok menuntut agar water tank milik PT Tirta Asasta direlokasi karena data-data secara teknis dan aturan banyak cacat.
Ditambah, warga khawatir mega proyek tersebut berdampak pada warga yang berada di sebelah tembok water tank.
Ketua RW 26 Pesona Depok Estate II, Catur Banuaji mengatakan sejak awal proyek senilai Rp 32 miliar itu tidak tersosialisasikan dengan baik ke warganya.
Proyek yang sudah dibangun sejak tahun 2021 itu tetap berjalan walaupun warga sudah menolak sejak awal.
“Proyek sudah dari 2021, pertempuran ini sudah lama, sudah tahun keempat. Kita lihat tidak ada transparansi pembangunannya, tahu-tahu sudah ada bangunan seperti ini. Kami tidak ada pemberitahuan sama sekal, tidak ada sosialisasi atau permohonan maaf,” katanya, Selasa 11 Maret 2025.
“Warning dari warga sudah dari awal tapi diabaikan. Kita sudah protes Pembangunan apa kok bisa banjir lumpur, tapi pembangunan terus berlangsung. Setelah berdiri, kita temukan data-data secara teknis dan aturan banyak cacatnya,” tambahnya.
Ditegaskan bahwa pihak PT Tirta Asasta tidak melibatkan warga sejak rencana awal pembangunan. Saat itu hanya Ketua RW lama yang dilibatkan. Padahal kata dia, untuk mega proyek seperti ini warga harus dilibatkan dan diskusi.
“Warga tidak dilibatkan, hanya pak RW saja. Padahal untuk bangunan tinggi seperti ini harus sosialisasi tiap warga karena proyek besar, tidak melibatkan warga terdampak. RW sebelumnya sudah mengaku tidak terinformasikan dengan baik sebelumnya,” ujarnya.
Saat ini water tank tersebut belum dioperasionalkan, namun warga RW 026 sudah terdampak. Waktu awal Pembangunan rumah warga terkena banjir lumpur.
“Pada saat bangunan awal sudah ada pondasi bocor tanah, pas hujan banjir lumpur ke rumah warga sebelum bangunan berdiri. Saat itu kita belum tahu akan ada bangunan seperti ini, ada tidak transparansi. Kita sudah protes pembangunan minta tolong kami menekankan keamanan, tapi memang kami tidak utik-utik akan dibangun apa, karena masih belum jelas ada yang bilang tempat parkir ada yang bilang apa,” ungkapnya.
Dikatakan sejak awal warga sudah khawatir mengenai dampak yang ditimbulkan. Mereka sudah menyampaikan hal tersebut namun diabaikan oleh PT Tirta Asasta.
Warga pun menuntut agar pihak terkait mendengar aspirasi mereka. Yang diminta yaitu relokasi water tank dengan kapasitas 10 juta liter itu.
“Sikap kita satu yaitu menolak dan relokasi, karena ini tidak layak di tengah permukiman. Kami menolak apapun kegiatan diatas lahan water tank ini, kecuali relokasi,” pungkasnya. (Udine)