DEPOKTIME.COM, Jakarta – Di tengah hijaunya Pegunungan Kendeng, Banten, masyarakat adat Baduy hidup dengan keseharian yang sarat kearifan lokal berupa seni menenun.
Dari generasi ke generasi, para Perempuan Baduy terus menjaga tradisi menenun yang tidak hanya melahirkan kain indah, tetapi juga menyimpan identitas, sejarah, dan kebanggaan komunitas mereka dan menjadi warisan budaya.
Warisan budaya inilah yang kemudian menginspirasi desainer Yanti Adeni dalam koleksi terbarunya bertajuk “Enchanting Baduy”.
Sebagai desainer, Yanti Adeni berhasil membawa tenun Baduy ke panggung mode modern tanpa menghilangkan akar budayanya.
Karya ini dipresentasikan dalam gelaran Indonesia Fashion Chamber, Sabtu, 20 September 2025 di Senayan City, Jakarta, dan mendapat apresiasi hangat dari para pecinta mode.
Sepuluh Look, Sepuluh Cerita Perempuan Modern merupakan Koleksi Enchanting Baduy. Dihadirkan sepuluh tampilan (look) yang mewakili sisi berbeda dari perempuan modern. Mulai dari gaya profesional hingga busana pesta yang glamor, setiap rancangan memperlihatkan betapa fleksibelnya kain tradisional ketika dipadukan dengan sentuhan kontemporer.
Perpaduan Tradisi dan Sentuhan Modern
Tenun Baduy menjadi material utama dalam koleksi ini. Yanti memadukannya dengan bahan seperti tile, satin silk, lace, dan chiffon, lalu mempercantiknya dengan bordir serta payet handmade yang dikerjakan secara detail. Perpaduan ini menciptakan harmoni antara kesederhanaan tradisi dengan kemewahan mode modern.
“Saya senang sekali berkesempatan langsung melihat proses menenun di Baduy, memilih material secara langsung, ditemani oleh istri dari seorang budayawan Jawa Barat (Kang Dedy Syeh) yang 25 tahun mendedikasikan diri untuk Masyarakat Adat Baduy,” ujar Yanti Adeni.
Ia menambahkan, “Saya berterima kasih kepada Masyarakat Adat Baduy yang menerima kedatangan saya dengan penuh kehangatan.”
Tenun sebagai Identitas dan Inspirasi
Bagi masyarakat Baduy, tenun bukan sekadar pakaian, melainkan simbol identitas yang merepresentasikan hubungan mereka dengan alam dan leluhur. Ketika Yanti Adeni menghadirkan kain ini dalam bentuk modern, ia tidak hanya merancang busana, tetapi juga menjembatani warisan budaya dengan dunia mode internasional.
Lebih dari sekadar fashion show, karya Yanti menjadi bukti bahwa warisan budaya dapat hidup berdampingan dengan tren global. Tenun Baduy tampil mewah di panggung mode, sekaligus mengajak generasi muda untuk lebih dekat dengan budaya leluhur mereka. (Udine)