Warga Meninggal Dunia Akibat Papar Limbah, PT Indo Fermex: Itu Tidak Benar

Avatar photo
Indo
Legal PT Indo Fermex, Andi Nababan didampingi Manager PT Indo Fermex, Daniel. (Foto: Akhirudin)

DEPOKTIME.COM, Sukmajaya – Adanya warga sekitar bangunan PT Indo Fermex yang meninggal dunia akibat terpapar limbah, pihak PT Indo Fermex mengklaim bahwa kabar tersebut tidak benar.

“Itu adalah satu peristiwa yang tidak ada relevansinya dan kita juga sudah langsung mendatangi bapak yang menceritakan hal tersebut, kita langsung datang ke rumahnya untuk meminta klarifikasi apa yang terjadi sesungguhnya, kemudian beliau mengatakan kepada saya bahwa saat demo kemarin sangat emosional, nah kejadiannya istrinya meninggal 8 bulan yang lalu,” ujar Legal PT Indo Fermex, Andi Nababan didampingi Manager PT Indo Fermex, Daniel kepada awak media pada Kamis 13 Februari 2025.

“Sedangkan ini ada satu insiden terjadi di hari Senin tanggal 6 Februari 2025, Senin, jam 21 malam ada kebocoran di tangki dan ini semua adalah isinya food grade, bahan baku untuk proses pembuatan ragi. Jadi katakanlah juga ada karena itu keluhannya ISPA ini tidak ada satu partikel berbahaya yang keluar dari proses ini,” sambung Andi.

Dinilai tidak ada partikel berbahaya yang keluar saat kejadian kebocoran tangki, pihak PT Indo Fermex langsung menjelaskan kepada warga sekitar.

“Nah, kemarin kita sudah jelaskan ke beliau dan beliau bisa terima. Ada hal lain juga dikatakan bahwa selama 20 tahun terpapar. Itu juga rasanya enggak masuk akal kalau hanya satu orang itu, sedangkan di pabrik ini juga ada berapa ratus orang yang juga adalah tinggal di belakang pabrik. Pabrik disini sudah berdiri hampir 50 tahun,” jelasnya.

Terkait dengan bau yang dikeluarkan, pihak PT Indo Fermex menjelaskan bahwa bau atau aroma yang dikeluarkan seperti Brem atau Peuyeum.

“Itu saya bilang tadi produk akhirnya kita tuh nggak ada limbah padatan yang dibuang, produk akhirnya, karena berasal dari tetes tebu, setelah reaksikan dengan microbiologi atau dengan ragi, ini jadi pakan sapi, sisanya ya air, nanti bisa lihat. Air yang kita buang sesungguhnya kualitasnya itu dengan TSS dibawah 100 itu seperti air mineral, hanya tadi karena kita memang tidak bisa kemas menjadi produk ya harus kita buang,” tuturnya.

Dikesempatan yang sama, warga yang mengklaim bahwa istrinya meninggal dunia akibat terpapar limbah pabrik, Pujiono menjelaskan bahwa saat demo, dirinya terbawa emosi dan meluapkannya dalam aksi demo.

“Saat demo, saya terbawa emosi. Intinya saya minta maaf atas pemberitaan sebelumnya saat demo berlangsung,” pungkasnya. (Udine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *