Nasi Kotak Bergambar Logo Partai, Ikra: Secara Etis Tidak Tepat

Nasi
Penampakan gambar dan logo partai dalam giat doa bersama ojol. (Foto: Akhirudin)

DEPOKTIME.COM, Depok – Saat sejumlah komunitas ojek online atau ojol menggelar aksi damai doa bersama di di area Balaikota, Depok, Jawa Barat pada Kamis malam, 4 September 2025, pada pembagian nasi kotak dengan gambar Ketua DPRD Depok, Ade Supriyatna lengkap dengan logo partai menjadi sorotan tajam aktifis.

Mantan aktivis 98 jebolan Universitas Indonesia (UI), Ikravany Hilman menegaskan, bahwa tidak ada alasan soal teknis, tapi ini secara etis tidak tepat.

“Nggak bener lah secara etis gitu. Nah terus ya kan jangan-jangan juga ini disebabkan kesadaran lama yang artinya kebiasaan memanfaatkan fasilitas kota untuk keperluan partainya gitu loh. Gak ada sensitifitas itu karena muncul, karena kebiasaan itu kan,” tegas Ikra.

“Karena kan yang bersangkutan diundang sebagai ketua DPRD, bukan sebagai pengurus partai. Maka tempatkan ini sebagai, lebih baik, lebih baik logo DPRD misalkan gitu,” tambahnya.

“Tapi kan ada, dalam Islam kan diajarkan, kalau kita memberi dengan tangan kanan, usahakan tangan kiri jangan lihat. Nah ini ya dalam kondisi kita mau berdoa gitu, ternyata tangan kiri ikut keliaran kemana-mana,” timpalnya lagi.

Sebagai Sekretaris DPC PDIP Kota Depok, ia menilai politisi PKS tersebut tengah memanfaatkan situasi demi ambisi politik.

“Nanggok mulu acara orang ya,” ujarnya.

Dijelaskannya, ada beberapa hal yang menjadi sorotan dalam hal tersebut.

“Pertama, itu kan acara selain aspek berduka, juga aspek refleksi kota untuk menjaga perdamaian, menjaga kondisi kota, itu ada dua soal,” jelasnya.

“Nah duka itu kita gunakan sebagai energi untuk mempertahankan, untuk melindungi, untuk menjaga depok yang damai,” tambahnya.

Menurutnya, jika bicara soal Depok yang damai, maka semua unsur dianggap setara, semua unsur dianggap punya peran dan sebagainya.

“Jadi yang harus ditampilkan di situ adalah keberagaman dalam satu. Nah tiba-tiba ada satu yang memberikan simbol partai keluar gitu lho, simbol kelompok sendiri,” tuturnya.

Padahal, lanjut Ikra, agenda yang berlangsung di area Balaikot Depok itu adalah doa bersama untuk kedamaian.

Penyelenggaranya juga komunitas ojek yang mengundang Forkopimda dan sebagainya, dilaksanakan di gedung (lingkungan) pemerintah Kota Depok.

“Nah ini yang pertama adalah ketidaksensitifan, bahwa ini adalah acara milik bersama, bukan acara kelompok perkelompok, bahwa ini adalah acara milik warga kota. Itu gak ada sensitif, gak ada sensitifitas,” ucap Ikra.

“Tapi kedua, mungkin juga karena memang niat menanggok. Nanggok acara gitu, mumpung ada acara, segala macam, saya gak tahu, itu kan motifnya bisa macam-macam, tapi yang pasti gak ada sensitifitas soal itu,” timpalnya lagi.

Sebelumnya, Ade Supriyatna membantah adanya kepentingan politik di balik agenda ini.

“Itu sih kotak dari tiap Ramadan ya saya ngadain. UMKM Kota Depok juga itu, jadi memanfaatkan kotak yang ada aja, tanpa ada tendensi politik, perhelatan politik juga masih jauh,” dalihnya usai menghadiri aksi damai bersama sejumlah ojol.

Ketua DPD PKS Depok ini juga menyebut, kotak pembungkus nasi itu sudah ada sejak lama dan sayang jika tidak dimanfaatkan. Sebab menurutnya, untuk nyetak yang baru butuh waktu.

“(Kotak nasi logo PKS) sudah ada. Tiap Ramadan kita sebar, ribuan. Susah nyetak dadakan,” pungkasnya. (Udine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *