DEPOKTIME.COM, Beji – Tampil memuaskan dalam debat perdana Pilkada Depok, Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok Supian Chandra dinilai sangat siap melayani masyarakat Kota Depok.
“Alhamdulillah, kami berdua puas dan Insyaallah masyarakat bisa memahami apa yang menjadi latar belakang kenapa saya (Supian Suri) dan Pak Chandra maju dan program-program apa yang harus akan kita jalankan Insyaallah siap melayani masyarakat,” ujar Supian Suri didampingi Chandra Rahmansyah di Rumah Makan Betawi Ngumpul, Beji, Selasa (5/11/2024).
Calon Wali Kota Depok dengan nomor urut 2 tersebut optimis, hasil debat perdana yang telah dilakukan dapat mendongkrak suara dimasyarakat.
“Ya optimis, sangat-sangat optimis karena saya dengerin, ada masukan buat kami untuk kebaikan lagi kedepan, tapi relatif semuanya bagus ya Pak Chandra ya, dari teman-teman kita minta objektif,” lanjut Supian.
Dirinya juga menerangkan terdapat hal yang sangat disoroti dalam debat perdana tersebut, yakni persoalan sampah di Kota Depok yang sampai saat ini belum maksimal ditangani oleh pemerintah kota.
“Salah satu yang cukup disorot adalah masalah sampah. Oh iya, sebetulnya saya nggak mau bicara terkait tentang ini pernyataan Bu Ririn yang dianggap saya tidak mengeksekusi perintah oleh Pak Wali Kota saat itu. Saya cerita gapapa ya, saya cerita disini, Bu Ririn yang saya hormati mohon maaf Bu Ririn. Saya harus bercerita biar Bu Ririn tahu, Bu Ririn tidak tahu, Bu Ririn belum pernah masuk di pemerintahan.
Saya dapat tugas dari Pak Wali untuk belanja Insinerator waktu itu di akhir 2023 ya, langsung diminta untuk alokasi anggaran dari Belanja Tidak Terduga (BTT),” terang Supian.
“Kemudian Saya memanggil dari teman-teman DLHK yang sebetulnya mereka adalah eksekutor atau memang yang tupoksinya ada di Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup. Disampaikan bahwa akan kita alokasikan BTT, kemudian teman-teman DLHK nggak siap, karena pertama, kajiannya belum ada, ini kan perintah nggak bisa langsung dijalankan, pertama kajian internal terhadap Insinerator ini belum ada. Yang kedua terkait tentang kajian pengadaanya juga belum ada,” tambah Supian.
Jadi, lanjut Supian, atas dua hal tersebut dikhawatirkan akan berdampak langsung kepada warga sekitar mesin Insinerator.
“Namanya kita penyelenggara pemerintah, kajian internal itu urgensinya terhadap Insinerator seperti apa, penting apa tidak, Itu yang pertama. Yang kedua Kajian pengadaan, kajian pengadaan itu alat insinerator itu kan variatif, ada yang harganya 5 Miliar, ada yang 10 Miliar, ada yang 20 Miliar, kita harus benar-benar mendalami dan yang lainnya,” imbuhnya.
Di sisi yang lain, sebagai Sekda Kota Depok saat itu, dirinya harus tahu kemampuan alat yang harus dibeli agar tidak merugikan dan berdampam kepada warga Depok.
“Mohon maaf saya harus sampaikan Pak Imam, Pak Imam merekomendasikan merk tertentu yang dibeli. Kami sampaikan bahwa nggak bisa langsung beli, kita uji coba dulu, kita uji coba dulu kemampuan alat itu, akhirnya disepakatilah alat yang katanya rekomendasi Pak Imam, tapi saya dapat informasi dari Kadis DLHK waktu itu, ini permintaan beliau (Imam). Saya mohon maaf nggak siap dengan cara-cara begini. Kita ingin pemerintahan ini, siapapun dia kalau memang punya kualitas bagus, ya silahkan, tapi kalaupun itu di rekomendasi kan, gapapa, tapi kalau bagus juga. Tapi ternyata kita coba yang katanya bisa menyelesaikan sampah satu hari 20 ton, kita pernah di akhir tahun 2023 pernah mencoba satu alat insinerator di Pasar Cisalak, kita coba dalam sebulan, satu hari itu tidak sampai 1 ton,” jelas Supian.
“Berdasarkan uji coba itulah, masyarakat sekitar Pasar Cisalak akhirnya pada komplain,” pungkas Supian. (Udine)