Jelang Akhir Tahun 2024, Kota Depok Masih Berstatus Endemi

Endemi
Kader Jumantik Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas memantau jentik nyamuk di rumah warga (Foto: Istimewa)

DEPOKTIME.COM, Depok – Menjelang akhir tahun 2024, Kota Depok masih berstatus Endemi. Berdasarkan data yang dihimpun hingga November 2024, masyarakat yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) mencapai 4.825 kasus, sehingga Dinas Kesehatan Kota Depok mengeluarkan Surat Edaran (SE) kewaspadaan DBD.

Tentunya, penyakit demam berdarah yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti masih menjadi momok masyarakat Depok.

Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Kota Depok, Umi Zakiati membenarkan Depok masih berstatus endemi.

“Iya (endemis) karena pengertian endemi adalah penyakit yang biasa ada atau selalu muncul di populasi atau wilayah geografis tertentu,” jelas Umi saat dihubungi awak media, Jumat (27/12/2024).

Berdasarkan data yang terhimpun, jumlah masyarakat yang terserang DBD mencapai 4.825 kasus. Jumlah tersebut mulai Januari mencapai 202 kasus, Februari 328 kasus, Maret 730 kasus.

Selanjutnya pada April 628 kasus, Mei 802 kasus, Juni 641 kasus, Juli 536 kasus, Agustus 410 kasus, September 196 kasus, dan Oktober 187 kasus.

“Lalu pada November sebanyak 165 kasus,” jelasnya.

Memasuki musim penghujan Dinas Kesehatan Kota Depok meminta masyarakat mewaspadai penyakit DBD. Musim penghujan dinilai dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat menularkan penyakit kepada masyarakat melalui gigitannya.

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai dan mencegah terserang DBD,” himbaunya.

Masyarakat dapat melakukan beberapa langkah untuk menghindari penyakit DBD. Adapun langkah yang dapat dilakukan masyarakat, yakni dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin.

“Masyarakat dapat melaksanakan 3M plus dengan menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang atau mengubur barang bekas, serta penggunaan abate,” urainya.

Selain itu, masyarakat dapat melaksanakan kegiatan gerakan satu rumah satu jentik, serta gerakan Jumantik mulai tingkat RT dan RW. Nantinya, gerakan tersebut secara berkala memeriksa jentik nyamuk yang berada di lingkungan masyarakat.

Ditempat berbeda, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anugerah Sehat Afiat (ASA) Kota Depok, Enny Ekasari meminta masyarakat meningkatkan kesadaran terhadap pola hidup sehat. Hal itu dilakukan guna mencegah peningkatan kasus DBD dan Bronkopneumonia, terutama kalangan anak.

“Jangan pernah menganggap penyakit seperti DBD atau Bronkopneumonia hanya sebagai penyakit musiman,” ujar Enny.

Masyarakat turut diminta untuk konsisten melakukan gerakan 3M plus sebagai upaya pencegahan penularan penyakit DBD.

“Perlu pembentukan kelompok atau komunitas bergerak melakukan pencegahan DBD di lingkungan masyarakat. Jika sudah ada komunitas atau kelompok masyarakat yang sadar dan mandiri, mereka dapat menjadi role model untuk wilayah lain,” pungkas Enny. (Udine)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *