DEPOKTIME.COM, Beji – Bawaslu Depok petakan potensi Tempat Pemungutan Suara (TPS) rawan hingga Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada Pemilihan Serentak Tahun 2024 untuk mengantisipasi gangguan ataupun hambatan di TPS pada hari pemungutan suara.
Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Kota Depok, Andriansyah mengungkapkan bahwa terdapat 4 indikator TPS rawan yang paling banyak terjadi, 3 indikator yang banyak terjadi, dan 5 indikator yang tidak banyak terjadi namun tetap perlu diantisipasi.
“Kita melakukan pemetaan kerawanan tersebut dilakukan terhadap 8 variabel dan 25 indikator, diambil dari sedikitnya 63 kelurahan dan 2.763 TPS se-Kota Depok yang melaporkan kerawanan TPS di wilayahnya,” ujar Andriansyah di Kantor Bawaslu Depok, Sabtu (23/11/2024).
Lebih lanjut ia katakan pengambilan data TPS rawan dilakukan selama 6 hari pada 10 sampai dengan 15 November 2024.
Untuk variabel dan indikator potensi TPS rawan yang pertama, penggunaan hak pilih (DPT yang tidak memenuhi syarat, DPTb, potensi DPK, Penyelenggara Pemilihan di luar domisili, pemilih disabilitas terdata di DPT, dan/atau Riwayat PSU/PSSU). Kedua, keamanan (riwayat kekerasan, intimidasi dan/atau penolakan penyelengaraan pemungutan suara).
“Untuk yang ketiga, politik uang. Keempat, politisasi SARA,” jelasnya.
Sedangkan untuk yang kelima yakni netralitas (penyelenggara Pemilihan, ASN, TNI/Polri, Kepala Desa dan/atau Perangkat Desa).
Keenam, logistik (riwayat kerusakan, kekurangan/kelebihan, dan/atau keterlambatan).
Ketujuh, lokasi TPS (sulit dijangkau, rawan konflik, rawan bencana, dekat dengan lembaga pendidikan/pabrik/pertambangan, dekat dengan rumah Paslon/posko tim kampanye, dan/atau lokasi khusus).
“Kedelapan yakni jaringan listrik dan internet,” pungkasnya. (Udine).