DEPOKTIME.COM, Depok – Viralnya kasus di Dinas Damkar di Kota Depok, dimulai oleh room tour hingga berakhir dipecatnya seorang petugas damkar dan menjadi atensi khusus dari Presiden Prabowo membuat Gubernur Propinsi Jawa Barat terpilih yakni Dedi Mulyadi berpesan kepada Sandi Butar Butar harus memposisikan diri sebagai petugas Damkar.
“Sandi memiliki daya kritis di kantornya, tetapi kan style ya, Karena mungkin Sandi ini keturunan Batak, jadi style Batak, tidak pakai style Jawa atau Sunda. Nanti diperpanjang lagi selama Sandi nya mau bekerja dengan baik dan memposisikan diri sebagai pegawai, itu saja. Bukan memposisikan diri sebagai wartawan atau LSM gitu loh, itu kan penting style itu sangat penting karena kadang-kadang pimpinan perlu kenyamanan oleh sikap anggota, tetapi juga pimpinan harus jujur terhadap anggota itu penting juga gitu loh, harus menyayangi, harus mengayomi sehingga peristiwa ini tidak boleh terjadi lagi ya kan baik di kota Depok maupun di seluruh wilayah di provinsi di Jawa barat,” ucap Dedi Mulyadi kepada awak media, Minggu (12/1/2025).
“Nah kemudian yang berikutnya mengenai status dia yang putus kontrak, kontrak itu kan subjektif ya, itu sangat tergantung pada selera pimpinan karena kontraktor dimana-mana begitu di swasta juga begitu, tetapi kan rangkaian pemerintahan ini berakhir. Sebentar lagi kan walikota Depok dilantik dalam waktu tidak terlalu lama ya paling lama Maret mudah-mudahan bisa februari, saya sudah ngomong kok sama walikota Depok, sudah nanti diperpanjang lagi,” sambungnya.
Selanjutnya, bukan hanya Sandi yang menjadi perhatian tetapi juga petugas lainnya seperti petugas kebersihan dan juga Satpol PP.
“Dulu kan ada korban petugas yang meninggal karena miss kelengkapannya, jadi maskernya tidak memenuhi syarat, kemudian mobil ambulanannya tidak ada kabelnya, tidak ada mobil ambulan pendamping, itu kan bahan evaluasi yang harus dilakukan secara komprehensif terhadap pengelolaan pelayanan pemadam kebakaran di kota Depok,” jelasnya.
Sebagai pemimpin, Dedi Mulyadi dikenal dekat dengan para petugas yang biasa bekerja dilapangan.
“Saya termasuk sangat dekat dengan para petugas damkar itu, jadi gini loh kan ada petugas, pegawai tidak tetap yang memang harus mendapat prioritas perhatian, satu pemadam kebakaran, dua petugas kebersihan, yang ketiga Satpol PP, itu kan di daerah, ini ketiga petugas yang memiliki resiko, nah yang paling berat itu kan jadi Satpol PP, sudah gajinya kecil nggak pernah ada benarnya, karena seluruh tindakannya kan disalahin orang terus,” imbuhnya.
“Petugas kebersihan masih disayangi, pemadam kebakaran masih disayangi, tapi kalau jadi Satpol PP, nggak disayangi kasihan juga gitu loh, tetapi mereka ini kan orang-orang yang bekerja demi ketertiban kota,” sambungnya.
Dirinya sudah memberikan atensi kepada pimpinan Kota Depok selanjutnya dikarenakan Kota Depok merupakan etalase Propinsi Jawa Barat.
“Jangan bikin malu. Indikasi-indikasi dugaan korupsi juga sempat disuarakan Sandi, Walikota Depok setelah dipimpin bisa memerintahkan inspektoratnya untuk melakukan pemeriksaan cara komprehensif, dari situ nanti bisa mengambil kesimpulan kesimpulan, kalau dilakukan sekarang mungkin mungkin aspek-aspek subjektivitas nya masih ada,” pungkasnya. (Udine).